Malam ini suara jarum jam terdengar lebih keras dari dering ponselku, dan bintang lebih terang dari hari-hariku. Kesepian kerap kali menghampiri meski sudah kucoba untuk menghibur diri namun nyataannya tak bisa kuhindari. Dan aku sadar aku butuh laki-laki untuk mengusir sepi yang kian hari kian menyayat hati.
Ketika pagi menyambut dengan penuh kehangatan tapi tidak dengan lisan-lisan tetangga yang sangat menyakitkan. Lisannya begitu tajam tatkala menancap tepat digendang telingaku, memberi spekulasi pada diri ini yang katanya tak pernah dilirik oleh laki-laki. Argumen-argumen itu takkan bisa melemahkanku karena bagiku akan selalu ada alasan untuk bisa kuat dan akan selalu ada senyum hingga hari esok. Karena aku percaya pada setiap jatuh akan ada isyarat untuk bangkit kembali dan melanjutkan perjalanan hingga sampai pada tujuan.
Butir-butir tasbih tak pernah lepas dari gengnggaman tangan seusai shalat, banyak harapan yang kusimpan didalamnya, semoga kelak Tuhan menjadikan aku wanita yang maslahat dan memberikanku imam yang taat. Sebab akan selalu ada doa yang teriring disetiap jejak langkah yang berpijak disegala tempat. Dan pada akhirnya Tuhan menunjukan kuasanya, seorang ikhwan melamarku tepat disepertiga malam-Nya dan keesokan harinya ia dan keluarga mengkhitbahku secara resmi didepan kedua orang tuaku. Selang beberapa bulan dengan penuh keyakinan ia meminangku, dan aku mengiyaknnya karena bukan kemewahan yang ia tawarkan namun kebersamaan, ketenangan dan kebahgiaan yang akan kita wujudkan, semoga kelak aku menjadi matsna yang shalihah untuk suamiku.
Bukankah seseorang semestinya memutuskan untuk bersama orang lain sebab menemukan keutuhannya yang tercermin. Seperti kata Khalil Gibran kesedihan dan kesenangan hanyalah dinding antara dua kebun. Dari sana kita bisa melihat kebun sebelahnya. Dan jika anda menghela nafas lalu memikirkan sedikit dengan ketenangan anda akan mengerti keduanya. #Z
Source Picture: LMP INKAMS
0 Response to "Tasbih Cinta"
Post a Comment