KITA (Aku dan Tuhanku)


PART 2
Dari celik mata hingga pejam mata, akan ada doa yang selalu aku semogakan, bukankah Tuhan menggenggam semua doa kita dan Dia akan melepaskan satu persatu mengikuti masanya. Menjadikan kau bagian dari yang ku ucap dalam doa adalah bentuk kesederhanaan bahagiaku, sebab engkau adalah salah satu mimpi yang harus aku raih, dan aku menggantungkan mimpi-mimpi itu bersama doa.

Masih tentangmu yang ku kecup dalam untaian doa, tak mengenal rasa bosan meski namamu yang selalu menjadi bahan diskusiku dengan-Nya. Menikungmu dalam sepertiga malam-Nya menjadi candu yang tak bisa disembuhkan. Bahkan tak ada penawar yang mampu membuatku berhenti untuk menyebut namamu.

Kamu... yang tak akan pernah pudar oleh waktu, yang takkan pernah terlupa oleh ingatan yang takkan pernah jauh dari jarak, sebab aku masih memeluk tentangmu, merangkul jiwamu yang merambatkan tiap ratap pada butir-butir tasbih.

Jika suatu hari rasa kecewa datang tanpa permisi, seonggok masalah datang menghampiri, sebuah kesedihan tak bisa dihindari, dan barangkali aku harus mengakrabi sepi. Dalam kehidupan hal tersebut sudah biasa wara wiri, tinggal bagaimana saja aku menyikapi. Semoga Allah menjadikan aku wanita  luar biasa yaitu saat aku mampu mengendalikan masalah hingga tidak menyakiti siapapun dan menyelesaikan semua tanpa perlu menyalahkan siapapun. Sebab aku percaya jarak masalah dan solusi hanya berkisar antar kening dan sajadah.

Namamu sudah terletak dan terlekat di dalam doa, sebab aku percaya doa mempunyai kekuatan dan Tuhan tak pernah bosan untuk mendengarkan, karena harapan dan doa yang baik tak perlu perubahan, tapi patut untuk diperjuangkan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KITA (Aku dan Tuhanku)"

Post a Comment