KITA (Kehilangan)


PART 3
Tepat aku berdiri didepan garis zebra, menunggu jalan sepi untuk memindahkan tubuh rapuhku dari kiri ke kanan jalan, nampaknya garis hitam dan putih menarik imajiku, putihnya melukiskan keceriaan senyummu dan hitamnya menggambarkan gagahnya sikapmu, ah.. mungkin aku hanya rindu sosok dirimu yang kemarin bersamaku. Tak sedikit yang berilalang bersama pasangan, sedangkan aku berjalan sendirian bertemankan bayangan, sedikit mengingat kembali tentang kenangan lagi-lagi yang ku temukan hanya sebuah kehilangan.

Kamu adalah manusia yang (tepat) memilih pergi tanpa melihat seberapa hebatnya saya bertahan dan berusaha dengan meyakinkan diri bahwa aku pantas mendampingimu. Ketidak tahuanku akan sebab kau meninggalkan ku masih menjadi teka-teki hingga kini, entah bersebab salah paham, kebosanan atau bahkan ada sosok lain yang mampu menggantikanku. Aku sadar jika aku mencintaimu maka aku harus siap untuk kehilanganmu, karena pada akhirnya akan ada batas untuk setiap perjalanan dan selalu ada kata selesai untuk setiap yang dimulai.

Masih tentang kamu masa lalu yang hidup dalam harapan-harapan yang kuciptakan sendiri, sebuah usaha melupakan yang selalu digagalkan dengan kenangan. Pernah merasa terluka, pernah marah acapkali aku berucap ingin membencimu, menghapus semua tentangmu. Pernah juga ketakutan ketika cinta yang baru mulai mengisi... hingga aku putuskan tidak! Yah... separah apapun kecewa yang kamu beri, ada bagian dalam kalbuku yang selalu mengingatmu, mengenangmu.

Aku sadari kini kamu tak pernah beranjak pergi, karena cinta bisa seindah yang aku mau jika bisa menempatkannya pada tempat terbaik dalam hati. Sebab aku tau tidak ada yang abadi di dunia ini, dan aku biarkan satu sisi kalbuku menghuni tentangmu hari ini, esok, tanpa batas waktu
       
Seiring bersahajanya jarum jam , dari mata terbuka hingga terpejam, dan dari segala yang pergi dan datang, engkau telah aku putuskan abadi dalam ingatan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KITA (Kehilangan)"

Post a Comment